Jumat, 29 April 2011

URUTAN BERJAPA DAN MEDITASI


 Facebook;Ketut Indrayana

ASANA
OM PRASADA STHITI SARIRA SIVA SUCI NIRMALA YA NAMAH SVAHA,

PRANAYAMA :
Puraka (Menarik nafas) OM ANG NAMAH, Kumbaka (Menahan nafas) OM UNG NAMAH, Recaka (Mengeluarkan nafas)OM MANG NAMAH,

KARA SODHANA (SARIRA SUDDHA)
Tangan Kanan OM SODDHA MAM SVAH, Tangan Kiri OM ATI SODDHA MAM SVAHA,



1. Mahāmṛtyunjaya Mantra (9X)
Oṁ trayaṁbhakaṁ yajāmahe,
sugandhiṁ puṣṭi vardhanam,
urvārukam iva bandhanāt,
mṛtyor mukṣya māmṛtāt.

2. GAYATRI PUJA  ( 3X)

Om bhur bhuvah svah,
tat savitur varenyam,
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat

3. GURU PUJA ( 3X )

Om guru Brahma guru Visnu
guru Deva Mahesvara,
guru shaksat Parambrahma,
tasmei shri guruve namaha

4. JAPA ( Siwa NamaSmaranam)
    ( 108X )
Om namah siwa ya
Om namah siwa ya
Om namah siwa ya
Om namah siwa ya
     Om namah siwa ya
     Om namah siwa ya




5. MEDITASI (15 Menit)

6. MANTRAM SANTI

Om asato ma sad gamaya
Tamaso ma jyotir gamaya
Mrtyor ma amirtyam gamaya
    Loka samastha sukino bhawantu
   Loka samastha sukino bhawantu
  Loka samastha sukino bhawantu

Om Santih, Santih, Santih Om





@@@@@@@SELAMAT MENCOBA######

APA ITU BRATA GALUNGAN??????


Setiap menjelang hari Raya Galungan, pastilah kita sering menerima  dan mengirim-membuat ucapan selamat baik secara langsung maupun melalui media, seperti surat kabar, majalah, TV, SMS, dsb. Jika dibaca dan dihayati ucapan itu begitu Indah dan melankolis. Tapi yang ada sesunguhnya kita lebih banyak  membohongi diri sendiri, karena apa yang kita ucapkan dan kita buat kita belum bias melakukannya atau belum dapat meraihnya, yaitu jadi Pemenang atas Dharma Jati Diri melawan Adharma yang ada dalam diri ini juga.



Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti ; menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan Dungulan dalam Bahasa Bali Kuno. Hari Raya Galungan sudah dirayakan terlebih dahulu di tanah Jawa, ini sesuai dengan lontar berbahasa Jawa Kuno yaitu : Kidung Panji Amalat Rasmi. Di Bali  Hari Raya Galungan untuk pertama kali dilaksanakan pada Hari Purnama Kapat , Budha Kliwon Dungulan tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi ini sesuai dengan lontar "Purana Bali Dwipa"

Makna Filossofis Galungan
Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma dan mana dari Budhi Atma yaitu : Suara Kebenaran (Dharma) dalam diri manusia. Disamping  itu juga berarti kemampuan untuk membedakan kecendrungan keraksasaan (asura sampad) dan kecendrungan kedewaan (dewa sampad) karena hidup yang berbahagia atau ananda adalah hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan. Dalam lontar Sunarigama dijelaskan rincian upacara Hari Raya Galungan sebagai berikut : "Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacuan pikiran" Jadi inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacuan pikiran (byaparaning idep) adalah wujud Adharma. Kesimpulan dari lontar Sunarigama; bahwa Galungan adalah kemenangan Dharma  melawan Adharma.

Namun kemudian muncul pertanyaan untuk kita semua; setelah sekian lama umat Hindu merayakan Galungan setiap enam bulan sekali, Apakah umat Hindu sudah menang ? kemenangan seperti apa ?, mengapa moralitas kita sekarang semakin menurun, seolah-olah Adharmalah yang menjadi pemenang !?. Jika direnungkan berarti selama ini kita telah melakukan kekeliruan interpretasi terhadap hari Raya Galungan, sehingga pesan terdalam yang menjadi ROH dari Galungan hilang tak berbekas, karena kita baru besar pada ritual atau berupacara saja, tetapi belum bisa memaknainya sebagai media untuk merubah diri dari Avidya menuju Vidya agar menjadi Vijnanam  untuk mencapai Anandam
Pesan Rohani Galungan
“Perangilah musuh dalam dirimu, hingga Engkau layak merayakan Galungan”

A.        Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba yaitu ;
Sebuah kegiatan rohani dalam rangka menyucikan bhuana agung (makrocosmos) yang jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Kata Sugihan berasal dari urat kata Sugi yang artinya membersihkan dan Jaba artinya luar, dalam lontar Sundarigama dijelaskan: bahwa Sugihan Jawa merupakan  "Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh" (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara). Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Dan yang terpenting adalah membersihkan badan phisik dari debu kotoran dunia Maya, agar layak dihuni oleh Sang Jiwa Suci sebagai Brahma Pura.


B.         Sugihan Bali
Bali dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri sesuai dengan lontar sunarigama: "Kalinggania amrestista raga tawulan" (oleh karenanya menyucikan badan jasmani-rohani masing-masing /mikrocosmos) yaitu dengan memohon tirta pembersihan /penglukatan. Manusia tidak saja terdiri dari badan phisik tetapi juga badan rohani (Suksma Sarira dan Antahkarana Sarira). Persiapan phisik dan rohani adalah modal awal yang harus diperkuat sehingga sistem kekebalan tubuh ini menjadi maksimal untuk menghadapi musuh yang akan menggoda pertapaan kita.

C.          Panyekeban – puasa I
Jatuh pada hari Minggu Pahing Dungulan.
Panyekeban artinya mengendalikan semua indrya dari pengaruh negatif, karena hari ini Sangkala Tiga Wisesa turun ke dunia untuk mengganggu dan menggoda kekokohan manusia dalam melaksanakan Hari Galungan. Dalam Lontar Sunarigama disebutkan : "Anyekung Jnana" artinya mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Bhuta Galungan dan juga disebutkan "Nirmalakena" (orang yang pikirannya yang selalu suci) tidak akan dimasuki oleh Bhuta Galungan. Melihat pesan Panyekeban ini mewajibkan umat Hindu untuk mulai melaksanakan Brata atau Upavasa sehingga pemenuhan akan kebutuhan semua Indriya tidak jatuh kedalam kubangan dosa; pikirkan yang baik dan benar, berbicara kebenaran, berprilaku bijak dan bajik, mendengar kebenaran, menikmati makanan yang sattvika, dan yang lain, agar tetap memiliki kekuatan untuk menghalau godaan Sang Mara. Jadi tidak hanya nyekeb pisang atau tape untuk banten
D.         Penyajan – puasa II
Artinya hari ini umat mengadakan Tapa Samadhi dengan pemujaan kepada Ista Dewata. Penyajan dalam lontar Sunarigama disebutkan : "Pangastawaning Sang Ngamong Yoga Samadhi" upacara ini dilaksanakan pada hari Senin Pon Dungulan. Dengan Wiweka dan Winaya, manusia Hindu diajak untuk dapat memilah kemudian memilih yang mana benar dan salah, yang mana boleh dan tidak boleh, yang mana hak dan yang bukan hak.bukan semata-mata membuat kue untuk upacara
E      Penampahan – puasa III
Berasal dari kata tampah atau sembelih artinya ; bahwa pada hari ini manusia melakukan pertempuran melawan Adharma, atau hari untuk mengalahkan Bhuta Galungan dengan upacara pokok yaitu Mabyakala yaitu; membayar kepada Bhuta Kala . Makna sesungguhnya dari hari penampahan ini adalah memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri, bukan semata-mata membunuh hewan korban, karena musuh sebenarnya ada di dalam diri, bukan di luar termasuk sifat hewani tersebut. Ini sesuai dengan lontar Sunarigama yaitu ; "Pamyakala  kala malaradan" artinya membayar hutang kepada ruang dan waktu . Bhuta = ruang , Kala = waktu , jadi Bhuta kala adalah ruang dan waktu, jadi harus diharmonisasi karena kita hidup diantara keduanya termasuk Atma hidup di antara ruang dan waktu jasmani yang diliputi oleh Bhuta. Inilah puncak dari Brata dan Upavasa umat Hindu, bertempur melawan semua bentuk Ahamkara - kegelapan yang bercokol dalam diri. Selama ini justru sebagain besar dari kita malah berpesta pora makan, lupa terhadap jati diri, menikmati makanan, mabuk. Sehingga bukan Nyomya Bhuta Kala- Nyupat Angga Sarira, malah kita akhirnya menjelma jadi Bhuta itu sendiri. Dengan demikian bagaimana mau jadi pemenang malah jadi pecundang.
F          Galungan – lebar puasa
Hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.
G         Manis Galungan
Setelah merayakan kemenangan , manusia merasakan nikmatnya (manisnya) kemenangan dengan mengunjungi sanak saudara dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan ajaran kebenaran betapa  nikmatnya bisa meneguk kemenangan. Jadi hari iniumat Hindu wajib mewartakan-menyampaikan pesan dharma kepada semua manusia inilah misi  umat  Hindu: Dharma Vada- menyampaikan ajaran kebenaran dengan Satyam Vada – mengatakan dengan kesungguhan daan kejujuran. “ kabarkan kebenaran ini kepada mereka yang masih tersesat agar kembali ke ajaran Dharma, sampaikan kepada mereka  wahai putra Utama”- janganlah malahan Engkau yang menjadi  manusia tersesat dan kesasar dengan meninggalkan Dharma”!!
H         Pemaridan Guru
Jatuh pada hari Sabtu Pon Dungulan, maknyanya pada hari ini dilambangkan dewata kembali ke sorga dan meninggalkan anugrah berupa kadirgayusan yaitu ; hidup sehat umur panjang dan hari ini umat menikmati waranugraha dari dewata. Demikian makna Hari Raya Galungan sebagai hari pendakian spritual dalam mencapai kemenangan /wijaya dalam hidup ini ditinjau dari sudut pelaksanaan upacara dan filosofisnya.

“ Anda mau jadi pemenang sejati ? Jangan pura-pura menang dan seoalah-olah sudah melakukan pesan Galungan dengan taat.
“Kalau anda tidak mulai saat ini? Kapan lagi, apa menunggu anda menjadi tua, itu kalau Anda sempat menjadi Tua, kalau tidak, sia-sialah hidup Anda yang bagaikan kilatan petir”

“Sampaikanlah kebenaran dengan cara menyenangkan, tapi jangan menyenangi ketidakbenaran walau itu menyenangkan Anda - Raih kemenangan bukan kepalsuan”

Let’s Do It Now
Or
Not For Ever

Sebuah koin penyok


Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata
pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Kisah berikut, diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns.

Berani Mimpi

Dulu waktu masih kecil saya suka sekali mendengarkan atau menonton wayang golek. Ada beberapa pelajaran yang ternyata bisa saya ambil dari berbagai cerita yang ditampilkan. Salah satunya ialah saat ada seorang ksatria sedang mencari sebuah jawaban dari pertanyaanya, yaitu apa yang paling banyak yang berada dunia?
Dia berkeliling ke berbagai perguruan, bertemu dengan banyak guru yang tinggi ilmunya, namun begitu sulit menemukan guru yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya sampailah dia ke seorang guru yang bisa menjawab pertanyaannya. Guru tersebut menjawab bahwa hal yang paling banyak di dunia ialah “keinginan”. Kenapa? Tidak ada orang yang tidak memiliki keinginan. Satu keinginan terpenuhi akan muncul keinginan yang lainnya.
Tidak sedikit orang yang memiliki banyak keinginan, tidak hanya satu. Keinginan hanya lenyap setelah kita meninggal. Keinginan akan muncul terus, akan selalu menyertai manusia. Keinginan adalah salah satu fitrah manusia. Allah memang menciptakan keinginan itu pada diri manusia.
Pernahkah Anda melihat ada orang yang tidak memiliki keinginan? Saya sendiri belum pernah, tetapi orang yang mengaku tidak memiliki keinginan atau sudah cukup puas dengan keadaan saat ini memang ada. Itulah orang-orang yang sering mengatakan bahwa kalau dia tidak muluk-muluk, sudah cukup dengan yang ada.
Entah benar atau tidak pengakuan mereka, namun sebagian dari mereka sebenarnya memiliki keinginan, mereka memiliki mimpi. Sayangnya mereka takut dengan mimpi. Pikir mereka bahwa mimpi bisa membawa kekecewaan saat mimpi itu tidak tercapai. Padahal bukan kegagalan yang membuat kecewa seseorang, tetapi sikap salah kita terhadap kegagalan yang membuat kita kecewa.
Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja. Kegagalan sendiri itu indah, silahkan baca artikel “Indahnya Kegagalan”. Anda akan lebih berani menghadapi kegagalan, dan Anda akan lebih berani untuk bermimpi. Dan hidup Anda akan lebih bergairah juga kontribusi Anda kepada sesama akan lebih besar. Bermimpilah.


Rabu, 27 April 2011

SORGA DI TELAPAK KAKI IBU


Pendahuluan
        Kebanyakan wanita di dunia mempunyai kebijakan yang minim dan selalu dipenuhi rasa obsesi terhadap banyak hal. Mereka melahirkan, mengurus dan membesarkan anaki-anak serta merasakan sebagai kewajibannya. Setiap anak tergantung pada air susu ibunya demi kehidupan dan makanan, dan susu adalah darah ibunya yang telah berubah menjadi ASI. Setiap anak meminum 1200 galon susu ibunya selama + 2th. Oleh karena penghisapan (penyedotan) dari badan ibu ini, saat sang anak mengambil susu untuk makanannya, ibu menjadi letih dan menderita, dan karenanya tulang mereka menjadi hitam dan ringan.

Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan suatu mukjizat yang tidak pernah dimiliki oleh siapapun di dunia ini, yaitu mukjizat merubah darah menjadi susu (ASI) untuk diberikan kepada sang arak (bayinya).

Bagaimana kita dapat membalas jasa dan kasih sayang seorang ibu ?

Mari kita simak bagaimana, proses bayi dalam kandungan ibu. Selama + 10 bulan janin tumbuh dalam kandungan. Selama + 10 bulan aIangkah menderitanya sang ibu. Selama janin berada disitu,
·         pada bulan pertanma kehamilan, kehidupan janin tidaklah menentu, seperti setetes embun pada daun yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga petang.
·         Pada bulan kedua, janin menjadi kental (seperti susu).
·         Pada bulan ketiga, janin seperti darah yang mengental.
·         Pada bulan keempat, janin mulai terwujud sedikit seperti manusia.
·         Selama bulan kelima, dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki, dua tangan dan kepala mulai terbentuk).
·         Pada bulan keenam, anak mulai mengembangkan inti ke-6 alat indranya yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran.
·         Selama bulan ketujuh 300 tulang-tulang dan persendian terbentuk, serta kedelapan puluh empat ribu pori-pori, dan rambut telah sempurna.
·         Dalam bulan kedelapan, kecerdasan telah mulai tumbuh dan kesembilan lubang (pintu raga) terbentuk.
·         Pada bulan kesembilan, janin telah belajar menyerap sari makanan, buah-buahan, tanaman tertentu dan kelima macam padi dan kacang-kacangan. Pada bagian dalam seorang ibu terdapat organ yang padat yang berfungsi menyimpan sedangkan organ dalam yang hampa berguna untuk mengolah jiwa. Inilah yang menjadi keajaiban sehingga organ seorang ibu tersebut bekerja mengolah secara otomatis untuk pembekuan darah dari organ yang berada di dalam tubuhnya dan membentuk zat tunggal yang menjadi makanan sang bayi dalam kandungan (selama bulan kesepuluh ketika bayi siap dilahirkan).

Bila sang bayi adalah tipe anak yang berbakti pada orang tua, maka sang bayi akan lahir dengan kedua telapak tangannya bersatu sebagai tanda menghormat, dan kelahiran tersebut akan aman dan baik. Sang ibu tidak akan terluka oleh kelahirannya dan tidak menderita kesakitan. Tetapi bila anak itu bersifat pemberontak (bandel) hingga melakukan tindakan tak terkendali, maka sang bayi merusak kandungan ibunya, mengoyak jantung dan hati dan terlilit pada usus sang ibu. Serta menyebabkan sakit yang tidak terhingga serta tidak jarang membawa kematian sang ibu.

Kelahiran itu bagaikan sayatan ribuan silet, atau pedang yang tajam, yang merobek jantungnya. Itulah penderitaan serta pengorbanan seorang ibu ketika melahirkan anaknya (mempertaruhkan nyawa demi anak).

10 kebaikan dan pengorbanan Ibu

Untuk lebih jelas, mari kita lihat 10 jenis kebaikan dan pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya:
1. Kebaikan dalam memberi perlindungan selama anak dalam kandungan.
2. Kebaikan dan pengorbanan dalam menanggung penderitaan selama melahirkan.
3. Kebaikan unluk melupakan semua kesakitan ketika anak telah dilahirkan.
4. Kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis untuk anaknya.
5. Kebaikan untuk memindahkan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah.
6. Kebaikan menyusui anak pada payudaranya serta memberi makan dan membesarkan anaknya.
7. Kebaikan dalam mernbersihkan kotoran anaknya.
8. Kebaikan memikirkan sang anak jika dia jauh.
9. Kebaikan karena kasih sayang yang tiada taranya dan pengabdian.
10. Kebaikan karena rasa welas asih yang dalam dan simpati.

Selama sepuluh bulan ibu mengandung anaknya, dia merasakan kesusahan setiap kali dia bangun, seolah ia mengangkat beban yang berat, bagaikan seorang cacat yang parah, dia tidak mampu menelan makanan dan minuman. Bila waktu sepuluh bulan telah berlalu dan waktu melahirkan telah datang dia menderita segala macam kesakitan dan penderitaan agar anak dapat dilahirkan dengan selamat. Dia takut akan kematiannya, seperti seekor hewan yang menunggu untuk disembelih. Kemudian darah mengalir di atas tanah. Inilah penderitaan yang dialami dan dihadapinya dengan senyum.

Setelah anak lahir dia menyimpan yang manis untuk anak dan menelan yang pahit bagi dirinya sendiri. Dia rnenggendong anak dan memberinya makan serta memhersihkan kotoran dengan suka cita. Semua pekerjaan atau kesukaran ia kerjakan demi kepentingan anaknya. Dia menahan rasa dingin, panas dan tiada pernah menyebut apa yang telah dialaminya. Dia membersihkan tempat yang kering. untuk anaknya, dan ia sendiri tidur di tempat yang basah. Selama + 800 hari ia memberi makan anak dengan susu (ASI) yang berasal dari darah badannya sendiri.

Orang tua terus menerus mengajar dan membimbing anak-anaknya tentang apa yang patut dilakukan selama anak dalam masa pertumbuhan. Mereka menyekolahkan, menyelenggarakan perkawinan dan menyediakan harta benda dan pengetahuan kehidupan yang baik bagi anaknya. Mereka bertanggung jawab dan bersusah payah sendiri dengan kerja keras, demi kelangsungan hidup anaknya, dan tiada pernah membicarakan kesusahan mereka pada anaknya.
Bila anaknya sakit, orang tua menjadi takut, sehingga apa yang ada mereka korbankan demi kesembuhan anaknya.

Jangan mengecewakan orang tua.

Sangatlah menyedihkan kalau kita Iihat acap kali seorang anak justru tidak berbakti, orang tua yang seharusnya mereka hormati, malah mereka kecewakan. Orang tua yang seharusnya mereka sayangi, malah rnereka hina dan caci maki. Orang tua yang seharusnya mereka jaga, maka mereka terlantarkan. Mereka tega memelototi, dan mencampakkannya. Mereka dengan sengaja ingin menjaga orang tua dan menghormati jika mereka tahu bahwa orang tua mereka berharta dan mereka akan memperhatikan orang tua hanya demi harta, dan jika harta sudah mereka dapatkan maka orang tua tersebut mereka anggap sampah dan kotoran yang menjijikan. Anak-anak yang selalu menyayangi orang tua dengan pamrih maka tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dunia. Apakah pantas kita anak yang telah dilahirkan dengan rnempertaruhkan nyawa, dibesarkan dengan pengorbanan lahiriyah, meminta imbalan atau mengejar hartanya dikala ia tua dan membutuhkan perhatian kita (anaknya)? Anak yang serakah biasanya ingin menjadi raja dan melupakan segala kepentingan orang tuanya, tanpa perduli orang tuanya suka atau tidak dan suka memaksakan kehendak pribadi dengan menghancurkan tali kekeluargaan yang ada dan telah dibina oleh orang tua mereka sebelumnya.

Kebajikan dari cinta kasih orang tua sungguh luas dan tidak terbatas, bila itu disalahartikan dan berusaha untuk dinodai dengan balasan cinta kasih yang pamrih maka sukar membayar kembali kebaikan itu, dan sang anak akan menerima imbalannya vang setimpal sebagai karmanya (mungkin dari anaknya kelak).

Adakah cara menebus dosa terhadap orang tua?

Bila ada seorang anak yang mengangkat ayahnya dengan bahu kiri dan ibunya dengan bahu kanan sampai tulang bahunya hancur menjadi debu, anak itu belum bisa membalas jasa orang tuanya.
Bila ada anak yang menggendong orang tuanya sampai kakinya patah dan darah berceceran di tanah itu belum cukup membalas kebaikan orang tuanya.
Bila ada anak selama masa hidupnya yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan memotong sebagian dari daging/ badannya sendiri untuk memberi makan orang tuanya selama bertahun-tahun, hal ini juga belum dapat disebut membalas kebaikan orang tuanya.
Bila ada seorang anak mencukil matanya dengan belati tajam dan mempersembahkan pada para dewata serta terus melakukannya berulang kali, anak tersebut masih tetap belum membalas secara mendalam kebaikan orangtuanya.
Bila seorang anak yang demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau dan mengeluarkan jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan membasahi tanah dengan tiada sekalipun mengeluh kesakitan, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan dan pengorbanan orang tuanya.
lnilah bukti bahwa tidak ada satupun penderitaan dan penyiksaan diri yang dapat membalas kebaikan dan pengorbanan orang tua. Tapi justru tersedia cara yang paling gampang untuk membalas kebaikan orang tua seperti menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaganya dengan penuh kasih sayang sejati, maka sorga akan menjadi miliknya.

The chemical and physical change and shelflife of citrus fruit (Citrus reticula B.) during storage at modified atmosphere

Rofandi Hartanto1
Ketut Indrayana2
1Department of Agricultural Engineering, University of Lampung, Bandar Lampung, Indonesia, 35145
email: rofandi_hartanto@yahoo.com
2Alumnus of Department of Agricultural Engineering, University of Lampung
email: indra.yanaindra.yana9@gmail.com


Abstract

Modified atmospheres composed by 1-3% CO2, 2-8% O2 and N2 as the rest were used to store citrus (Citrus reticula B.) fruits with various temperatures, those were 12 oC, 18 oC and 27 oC. These conditions were refreshed by the same gas compositions every two days. Respiration rate, total of soluble solid, and total of acid of citrus fruit were measured during storage.
The respiration rate of the fruit was decreased by temperature treatment of 12 and 18 oC with composition of CO2 of 1, 2, and 3% by volume, and composition of O2 of 2, 4, and 8% by volume. These atmosphere compositions could prolong their shelflife up to 20 days of storage. The change of total of soluble solid at 1% CO2 treatment tends stable compared to other treatments, whereas the change of the total of acid tends increased during storage. The respiration rate of the fruit was suitable with Michaelis-Menten enzyme kinetic model where CO2 as an uncompetitive inhibitor. (158 words)


I. INTRODUCTION

‘Siam’ citrus (Citrus reticulate Blanco) fruit is one of popular fruit in Indonesian communities. In horticultural map, citrus is placed in the third important fruit after banana and mango. Especially, ‘Siam’ citrus is characterized by its sweet taste, soft texture and strongly citrus aroma. Citrus fruit riches of vitamin C, as well known, which the sugar content is about 12.5 oBrix and the total acid content is about 1.4% by volume. Citrus fruit is picked up after ripening at its stem, therefore categorized as a non-climacteric fruit. The ripe citrus can be stored just only for 3-5 days at room (25-28 oC), whereas at 0 oC it can be stored until 12-14 days. The convenience relative humidity of storage room of citrus is about 85 to 90 percent.
The citrus is perishable commodity, which need to be handled safely after harvesting. Deterioration of the fruit may be caused by many factors such as physiology, chemical and microbiology. This deterioration can decrease the quality of the fruit and then lowering its economic price. This deterioration may also be caused by temperature treatment during handling and storing, and storage method. One of method to decrease the level of deterioration that caused by the physiological disorder is by storing the fruit at low temperature combined by modified atmosphere treatments. The modified atmosphere treatment is how to take advantage by decreasing of oxygene content and increasing of carbon dioxide content of surrouding storage atmosphere of the fruit that simultaneously decreases its respiration rate as well as its overall metabolism.

Objective of the research
The research aims to analyse influence of temperature and O2 and CO2 treatment toward the respiration rate, total of soluble solid, total of acid and shelf life of citrus fruit during storage at modified atmosphere condition.


II. MATERIALS AND METHODS

The materials used in this research consisted of ripe citrus fruits from wholeseller of Bandar Lampung traditional market which were shipped from West Kalimantan Province. The other materials were oxygene (O2), carbon dioxide (CO2) and nitrogen (N2) to compose modified atmosphere condition, benlet solution, bromthymol blue indicator, sodium bicarbonate, sodium hydroxide, phenolphthalein indicator, wax and demineralised water.
The equipments used in this research consisted of storage bottle (cuvette) of 3300 ml in volume, mixing gas bottle, tube with on/off water flow, hole maker of cuvette coverer, vacuum pump, stainless steel knife, refrigerator, venojack, syringe, spectrophotometer, refractometer ‘Atago’ PR 201 α, flask tube, reaction tube, digital balance, thermometer, measurement glass, buret, static, straw, erlenmeyer, measurement straw, and intake rubber.

Method of Storage at Modified Atmosphere Condition
1. The citrus which was chosen as a sample has a criteria such as optimally ripe, uniformity in size, and without physical as well as physiological disorder. The sample was washed by water, immersed in benlet solution (2 gs benlet within 1 l water), then dried off. The sample was weighed, measured of its volume, and the freespace of the cuvette was calculated. Ten pieces of citrus fruits as a sample were then stored at the modified atmosphere condition. The cuvette coverer, which made by plastic material with holes to insert the O2, CO2 and N2, then was tightened, and the hole was closed with rubber and wax to avoid gas losses from the cuvette.
2. The cuvette that was inserted with 10 pieces of samples then was vacummed, and it was replaced by modified atmosphere gas compositions (Table 1).
3. How to make the gas composition of modified atmosphere was, first, mixing bottle was filled with water fully. Seconly, the N2 was filled to the mixing bottle by pushing the water within the mixing bottle, replaced by this gas, followed by O2 and CO2 similarly.

Tabel 1. Modified atmosphere gas composition and temperature treatments.

No. CO2:O2:N2 (%) Temperature (˚C)
1. 1 : 2 : 97 12
2. 1 : 4 : 95 12
3. 1 : 8 : 91 12
4. 1 : 8 : 91 18
5. 2 : 2 : 96 12
6. 2 : 4 : 94 12
7. 2 : 8 : 90 18
8. 3 : 2 : 95 27
9. 3 : 4 : 93 27
10. 3 : 8 : 89 18
11. 3 : 8 : 89 27
12. 0 : 21 :79 27


CO2 production
To analyse the carbon dioxide produced by respiration, it was used spectrophotometer analyser. Carbon dioxide of a gas sample was diluted into a bromthymol blue solution, and its colour was read by the spectrophotometer in 650 nm wavelength. Spectral readings were then consulted to the standard curve, which consists of CO2 concentrations vs. known spectral readings, to know the carbon dioxide concentration from the gas sample. CO2 production as a respiration rate was calculated by total CO2 minus previous CO2 concentration within cuvette per sample weigh per time, how long the sample was stored.
In the first day of storage, the gas sampling was performed every 4 hours, and in the second day and so on the gas sampling was performed every 24 hours of storage.
Total soluble solid
Every two days the total soluble solid of the sample was measured using refraktometer ‘Atago’ PR 201 α. The citrus fruit flesh from the sample was pulped and diluted. The total of soluble solid was read in oBrix.

Acidity
Organic acid is one of interesting matter of the fruit. During storage, sometime this can be decreased. Knowing the influence of the modified atmosphere condition and temperature treatmen therefore is fruitfull. Total acid was analysed by titration (Sudarmadji at al., 1989), every two days.

Shelf life
Shelf life of citrus fruit was determined based on the level of deterioration which could be consumed or after senescence condition which off flavour and other disorder come. Shelf life of the fruit also defined as physiological disorder which bacteria and fungi infected.


III. RESULTS AND DISCUSSIONS

Respiration rate
Respiration rate is a good parameter to determine the shelf life of the fruits and vegetables after harvesting. Storage of citrus fruit at the modified atmosphere condition combined with low temperature degree influenced the respiration rate pattern. The respiration rate of the fruit was defined as rate of CO2 production which influenced by storage condition such as gas composition of micro atmosphere surrounding the product, that is level of CO2 and O2 concentration, as well as the temperature treatment. The modified atmosphere composition of 2-8% O2, 1-3% CO2 and temperature treatment of 12, 18 and 27 oC could control the respiration rate at various levels. Figure 1 shows respiration rate pattern of citrus fruit at various micro atmosphere conditions, those are 12 and 18 oC of temperature treatments, 2% CO2 and 2, 4, and 8% O2, consecutively. The other treatments were also showing similar pattern, which increasing CO2 concentration would decrease respiration rate and decreasing O2 concentration would also decrease respiration rate.





















Figure 1. Respiration rate of citrus fruit under some modified atmosphere treatments, i.e. 2% CO2, 2,4 and 8% O2 and 12 and 18 oC.

Respiration Model
The respiration rate of the citrus fruit, using data of elevation of carbon dioxide within cuvvette and diminishing of oxygen concentration within cuvette was suitable with Michaelis-Menten kinetic model (Hartanto, 2000) where the constants were shown in Table 1. The model is assumed that CO2 is as an uncompetitive inhibitor.

Table 1. The constant values of Vmax, Km, and KCO2 of citrus fruit respiration rate model, during storage at 12, 18 and 27 oC at 1-3% CO2, 2-8% O2.

No. Constant Temperature, oC
12 18 27
1 Vmax 1.233 1.630 1.810
2 Km 3.269 149.066 3.481
3 KCO2 333.3 500 1000

The increasing of Vmax value by increasing of temperature treatment shows that the respiration rate model reflects reality that increasing of temperature treatment will increase rate of metabolism as well as rate of respiration of the fruit.

Total soluble solids
Sugar was main component of total soluble solid then therefore the total soluble solid was defined as sugar content. The research showed that total soluble solid tends stable during storage. The data showed that the total soluble solid tend increase, although it is not significantly visible.
Theoretically, starch can be hydrolysed to be glucose, then the sugar level within flesh fruit increased. Actually, this hydrolysis was not always produce sugar at certain level, even to be not produce and the sugar level did not changed. By citrus fruit, the sugar content was not increased during storage at modified atmosphere; the sugars were at their optimum content when the fruit was picked out. The micro atmospheric compositions surround the fruits may influence the total soluble solid change rate. Although the sugar content was used by the fruit for respiration or was used by the fruit to become another compounds. Figure 2 showed the change of total soluble solid of citrus fruit during storage at modified atmosphere condition at 12 oC.













Figure 2. Total soluble solid of citrus fruit that stored at 12 oC, 1% CO2 and 2, 4 and 8% O2 for 20 days of storage.
Total Acids
Organic acids within citrus fruit mainly were citric acid and malic acid. It may unusual the research showed that the total acid was increased during storage. The beginning level of total acid was about 0.035%. The highest level of total acid was achieved at the end of 20 days of storage that was 0.09%. The increase of total acid during storage was caused by composing together with composing of many substances at ripening period, such as composing of some pigments. The respiration processes of the post harvest of fruit may transform of pyruvic acid to become other organic acids, aerobically, by producing CO2, O2 and energy. Figure 3 showed the increase of total acid during storage at modified atmosphere conditions at 12 oC, 1% CO2 and 2, 4, and 8% O2.














Figure 3. The increase of total acids of citrus fruit during storage at modified atmosphere at 12 oC, 1% CO2, and 2,4, and 8% O2.

Shelf life
Citrus fruit which was stored within impermeable cuvette by modified atmosphere at the room temperature could only prolong the shelf life of 6-11 days, whereas which was stored at 12 to 18 oC could prolong the shelf life until 20 days. The modified atmosphere composition would not influence when was applied singularly. Only when it was compounded by low temperature this treatment would work effectively to prolong its shelf life.
Other advantage of storage the fruit at low temperature is that the peel appears fresh for its long storage, the flesh is relatively fresh and it was not off-flavor occurred. Apandi (1986) mentioned that controlling temperature and humidity was important thing to prolong the shelf life of fresh fruit. Smith (1965) cit. Pantastico (1986) mentioned that humid atmosphere around the fruit was also to control shrinking of the peel of fresh fruit.


IV. CONCLUSIONS

Based on the research it was concluded that:
1. The respiration rate of the citrus fruit tended decrease during storage at modified atmosphere conditions at various temperatures treatments. The Michaelis-Menten kinetic model was suitable to model the respiration of citrus fruit stored at modified atmosphere by carbon dioxide as uncompetitive inhibitor.
2. The total soluble solid as represented by its sugar content tended increase during storage at modified atmosphere conditions at various temperature treatments.
3. The total acid tended increase in various ways during storage at modified atmosphere at various temperature treatments.
4. Generally, modified atmosphere conditions could prolong the shelf life of citrus fruit. The better treatment was 1% of CO2, 2% of O2 and 97% of N2 at 12 oC where the fruit could be stored until 20 days.


V. LITERATURE CITED

Apandi, M. 1986. Teknologi Buah dan sayur (In bahasa Indonesia). Alumni. Bandung.

Hartanto, R. 2000. The model of sugar change rate of salacca (Salacca edulis REINW cv. Pondoh) fruit during modified atmosphere storage (In Bahasa Indonesia) Agritech. Vol. 20. No.1.

Pantastico, Er. B. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub-Tropika. (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., Bambang K., Suhardi. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Tranggono, Suhardi dan Umar Santoso. 1992. Prolong shelf life of salacca fruit by controlled atmosphere storage. (In Bahasa Indonesia). PAU Pangan dan Gizi, UGM, Yogyakarta.

PERUBAHAN KANDUNGAN KIMIA DAN LAMA SIMPAN PADA KOMODITAS JERUK SIAM (Citrus reticulata Blanco) DALAM PENYIMPANAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI

                                                                     ABSTRAK

PERUBAHAN KANDUNGAN KIMIA DAN LAMA SIMPAN PADA KOMODITAS JERUK SIAM (Citrus reticulata Blanco) DALAM
PENYIMPANAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI
Oleh
Ketut Indrayana

Jeruk Siam  merupakan salah satu komoditas unggulan hortikultura yang sudah sangat berkembang dan memiliki potensi cukup prospektif sebagai komoditas  bernilai ekonomis.  Jeruk Siam ini memiliki ciri rasa manis, aroma agak harum, tekstur daging buah halus. Buah jeruk merupakan komoditas pertanian yang sangat mudah mengalami kerusakan setelah panen.  Hal ini disebabkan karena komoditas tersebut masih melakukan proses kehidupan, meskipun telah dipisahkan dari pohon induknya.  Buah jeruk tersebut masih melakukan aktivitas pernapasan (respirasi) dan metabolisme lainya. Selama proses ini dikeluarkan CO2 dan air, serta dikonsumsi O2 disekitarnya. Selain itu, jeruk juga mengalami proses pelayuan yang menuju arah kerusakan. Kecepatan kerusakan ini tergantung pada suhu penyimpanan, konsentrasi O2 dan CO2 dalam udara  penyimpanan. Dari permasalahan itu, maka perlu diupayakan suatu penanganan pascapanen yang tepat agar umur simpan buah dan proses pemasaran buah jeruk dapat menjadi lebih baik. Untuk menjadi jeruk yang berdaya saing dan berdaya jual tinggi dibutuhkan  suatu hasil produk yang berkualitas dan tidak mudah rusak. Salah satu cara untuk menghambat proses kerusakan buah adalah penyimpanan pada suhu rendah yang dikombinasikan dengan teknik penyimpanan atmosfer termodifikasi. Dalam teknik penyimpanan ini dilakukan manipulasi komposisi oksigen, karbondioksida, dan nitrogen yang dibuat berbeda dari atmosfer normal untuk penyimpanan produk. Penyimpanan atmosfer termodifikasi dapat menghambat kegiatan respirasi karena laju konsumsi O2 menurun dan produksi CO2 terhambat.

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh suhu, model respirasi dan komposisi gas-gas penyusun atmosfir  mikro penyimpanan atmosfir termodifikasi terhadap perubahan total padatan terlarut, tingkat keasaman dan lama simpan buah jeruk Siam selama penyimpanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah tentang perubahan total padatan terlarut, tingkat keasaman dan lama simpan buah Jeruk Siam (Citrus reticulata Blanco) dalam sistem penyimpanan atmosfir termodifikasi sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk memperpanjang umur simpan buah. 


Penelitian ini dirancang dengan menggunakan perlakuan modifikasi atmosfer dengan komposisi udara lingkungan CO2 = 1 %, 2%, 3% ; O2 = 2%,  4%, dan 8% dengan suhu penyimpanan  12oC, 18oC, 27oC. Parameter yang diukur adalah laju respirasi, total padatan terlarut (TPT) buah, dan total asam buah. Laju respirasi dimodelkan berdasarkan teori kinetika enzim.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa laju respirasi jeruk menurun selama penyimpanan. Laju respirasi tertinggi terjadi pada penyimpan dengan konsentrasi O2 8% pada suhu 18oC sebesar 31,439 mg/kg.jam. Hasil penelitian juga menunjukan model respirasi berdasarkan kinetika enzim dengan CO2 sebagai inhibitor uncompetitif.

Dari hasil pengamatan penyimpanan buah dalam kemasan dengan CO2 sebesar 1%  v/v mengalami perubahan nilai TPT yang sangat rendah bahkan nyaris konstan. Pada perlakuan ini terjadi peningkatan dimana nilai TPT tertinggi sebesar 10 oBrix diperoleh pada pengamatan hari ke-6, dengan suhu penyimpanan 12oC kemudian turun pada hari berikutnya hingga akhir penyimpanan menjadi 9,5 oBrix. Sementara penyimpanan dengan CO2 sebesar 2% v/v juga mengalami peningkatan meskipun trend  yang ditunjukkan terjadi kenaikan fluktuatif dengan nilai TPT tertinggi sebesar 11,40 oBrix dengan suhu 18oC pada hari ke-10. Untuk penyimpanan dengan CO2 sebesar 3% v/v perubahan TPT mengalami kenaikan dengan nilai TPT tertinggi sebesar 11,53 oBrix pada hari ke-8, kecuali pada perlakuan dengan kombinasi O2 sebesar 8% v/v mengalami penurunan pada suhu 27oC. Secara keseluruhan perbedaan suhu tidak berpengaruh terhadap TPT buah jeruk.

Hasil analisa pada kandungan total asam buah jeruk  secara umum menunjukkan peningkatan  pada setiap perlakuaan penyimpanan, namun ada juga yang menurun. Pada penyimpanan dengan suhu 12ºC  secara keseluruhan mengalami peningkatan  nilai total asam sebesar  0,2-1 %, kadar total asam pada suhu 18ºC secara keseluruhan mengalami peningkatan 0,3-0,5 %, pada penyimpanan dengan suhu 27 ºC secara umum mengalami peningkatan nilai kadar total asam terjadi pada penyimpanan dengan konsentrasi CO2 sebesar 3% v/v  dan O2 sebesar 4% v/v  pada hari ke-8, akan tetapi terdapat penurunan nilai total asam pada penyimpanan dengan konsentrasi CO2 sebesar 3% v/v dan O2 sebesar 8% v/v  di hari ke-10 sebesar  0,1 %. Secara keseluruhan perbedaan suhu tidak berpengaruh terhadap total asam  buah jeruk.


Buah Jeruk yang disimpan dalam kemasan kaca pada suhu  ruang mempunyai umur simpan 6-11 hari sedangkan penyimpanan pada suhu dingin mempunyai umur simpan 8-20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dengan CO2 sebesar 1 % v/v dan O2 sebesar 2% v/v dan 4% v/v dengan suhu 12oC dan penyimpanan dengan CO2 sebesar 2% v/v dan 3% v/v dan O2 sebesar 8% merupakan penyimpanan dengan umur simpan yang mencapai 20 hari.