Selasa, 27 Desember 2011

SUCI NYA SEBUAH PERKAWINAN


Pawiwahan /Perkawinan adalah ikatan lahir batin (skala dan  niskala ) antara seorang pria dan wanita untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal yang diakui oleh hukum Negara, Agama dan Adat
Keluarga Sukhinah  Adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi, saling setia, serta mampu mengamalkan, menghayati, dan memperdalam nilai-nilai sraddha dan bhakti (Dirjen Bimas Hindu dan Buddha, 2001: 8) 
Tujuan Berumah Tangga (Grhastha) adalah Dharmasampati- Beryajna , Praja- Melangsungkan keturunan, Rati- menikmati kama
RT (Rumah Tangga) sebagai tempat ibadah:
·         Setiap anggota keluarga adalah tempat ibadah yg hidup
·         Sang ibu adalah pendeta utamanya
·         Kerendahan hati adalah dupa (keharuman) yg memenuhi seluruh rumah
·         Rasa hormat adalah pelita yg dinyalakan dengan kasih sbg minyaknya
·         Iman sbg sumbunya
·         RT yg bahagia merupakan sel-sel utuma yg membentuk organisme nasional
·         Keluarga sangat penting utk mengembangkan kepribadian manusia
·         Bagaimana bayi dpt tumbuh, belajar, berbicara, dan berkembang tanpa suatu RT?

Kewajiban para bapak/ibu dalam RT (grhasthin)
          Menjaga dan memelihara nilai-nilai kerohanian keluarga dan masyarakatnya
          Kewajiban kpd Brahman dan guru kerohanian
          Kewajiban kpd orang tua
          Kewajiban kpd anak
          Kewajiabn kpd sanak keluarga
          Kewajiban kpd masyarakat
          Kewajiban kpd lingkungan

Lima pilar dalam Rumah Tangga
          Sathya - kebenaran
          Dharma - kebajikan
          Prema - kasih sayang
          Ahimsa - tanpa kekerasan
          Santih - ciptakan kedamaian
RENUNGAN
Dalam Berumah Tangga
Bila ada kebajikan dalam HATI   akan ada keindahan dalam Watak
Bila ada keindahan dalam watak akan ada keharmonisan dama RT
Bila ada keharmonisan dlm RT akan ada ketentraman dlm Negara
Bila ada ketentraman dlm Negara akan ada kedamaian di Dunia
Pandangan
Samtusto bharyaya bharta bharta tathaiva ca,Yasminnewa kule nityam kalyanam tatra wai dhruwam”
“Pada keluarga dimana suami berbahagia dengan istrinya seorang dan demikian pula sang istri terhadap suaminya seorang, kebahagiaan pasti kekal” (Manavadharmasastra III. 60: )

LARANGAN
Vadanam bahuvakyam nam vacanani punah-punah,Jnanagamyena dusita na grahittavya vicaksanaih
Cacian, bualan kosong, janji-janji palsu, dan nafsu birahi yang tak kenal batas, semuanya ini harus tidak dilaksanakan oleh orang yang bijaksana. (Slokantara. 60)
Prāātipatam stainyam ca paradārānathāpi vā, trīni pāpāni kāyena sarvatah parivarjavet
Inilah yg tidk patut dilakukan: membunuh, mencuri, berbuat ZINA; ketiganya itu jgn hendaknya dilakukan terhadap siapapun, baik secara berolok-olok, bersendagurau, baik dalam keadaan dirundung malang, keadaan darurat dlm khayalan sekalipun, hendaknya dihndari saja ketiganya itu (Sarasamuccaya.76)

DOSA
Wanita yg telah mandi setelah selesai masa menstruasinya, namun tdk seranjang dengan suaminya hari itu, setelah mati pergi ke neraka dan ditakdirkan menderita kepedihan menjanda pd kelahirannya kembali secara berturut-turut (Parasara Dharmasastra, IV.13)
Ia yang tdk menggauli istrinya pd hari pembersihan menstruasinya dpt dipastikan berdosa besar ,           Ia yg meninggalkan seorang istri yang lugu, murni pd masa mudanya, pada waktu tujuh penjelmaan berikutnya pasti dijadikan wanita yg menderita kepedihan menjanda pd masing-masing penjelmaan tsb (Parasara Dharmasastra, IV.14-15)

Jumat, 14 Oktober 2011

KISAH POHON APEL



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.

Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu.

Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu.

Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel.

Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
 

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi.

Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi.
Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu.

"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.

Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


Ini adalah cerita tentang kita semua.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan.

Dan,  yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Cerita penuh Insprasi


NILAI Dari Diri Kita…………..
Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”

Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan. :)
***
SahabatKu, cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000
Sahabat Ku, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.
Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau *bakal terjadi*, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mataTuhan. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mataTuhan.
Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.
Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.

GAYATRI MANTRA PENANGKAL ampuh BLACK MAGIC



Ya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta,
jauhkanlah kami dari segala kejahatan dan
bimbinglah kami memperoleh yang
bermanfaat bagi kami
Yajurveda XXX.3.
Ada yang mengatakan agama Hindu sangat dekat dengan magic khususnya black magic, karena Hindu memuja dewi Durga! Bukankah Durga adalah ratunya para leyak? Kami terkejut mendengar pernyataan ini. Bahwa agama Hindu dinyatakan sebagai agama yang sangat dekat dengan black magic. Hindu Dharma atau agama Hindu meliputi cakupan yang sangat luas. Berbagai aspek kehidupan mendapat bimbingan dari ajaran Hindu. Agama Hindu senantiasa mengajarkan umat-Nya untuk senantiasa berbuat baik, menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan termasuk juga niat untuk berbuat jahat.
Kitab suci Veda, khususnya Atharvaveda dengan tegas menolak atau menjauhkan umat manusia dari kecendrungan untuk berbuat jahat. Mantram-mantram Veda selalu memberikan bimbingan dan perlindungan kepada umat-Nya. Kenyataannya masih saja ada manusia berbuat jahat. Memang dalam agama Hindu Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta dan segala isinya dalam dua kondisi, positif dan negatif, baik buruk jujur dan jahat dan lain sebagainya.
Kejahatan atau seseorang berbuat jahat menurut agama Hindu dipengaruhi oleh aspek negatif (Krodha) dari Tuhan Yang Maha Esa. Ketika Tuhan Yang Maha Esa menciptakan umat manusia, maka diciptakan pula Bhuta, Kala, Raksasa, Pisaca dan lain-lain yang akan mengganggu umat manusia. Penguasaan atau pengendali dari mahluk-mahluk ini Rudra, Durga atau Gana. Supaya umat manusia jangan sampai dikuasai oleh mahluk-mahluk atau kekuatan-kekuatan yang menyesatkan itu, setiap orang dituntut untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang Maha Esa. Dalam Hindu Tuhan Yang Maha Esa dipuja melalui berbagai menifestasi-manifestasi-Nya. Diantara berbagai manifestasi atau Udbhava-Nya, maka manifestasi utama-Nya adalah sebagai Brahma, Visnu dan Siva dan ketiganya sering disubut dengan istilah Tri Murti (tiga perwujudan). Masing-masing dari manifestasi utama-Nya itu memiliki power, sakti atau kekuatan untuk menciptakan, memelihara dan melebur seluruh jagat raya, maka Brahma saktinya adalah Sarasvati, dewi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, Visnu, saktinya adalah Sri dan Laksmi, dewi kemakmuran dan kebahagiaan dan Siva dengan saktinya Durga atau Parvati.
Kata Rudra artinya yang sangat menakutkan sedang kata Durga artinya yang sulit di atasi. Rudra adalah aspek Krodha dari Tuhan Yang Maha Esa. Iringan para Rudra adalah para Marut (Maruta), Bhuta, Kala, Raksasa, Pisaca, Asura dan lain-lain. Kekuatan-kekuatan negatif yang cenderung destruktif ini perlu pengendalian sehingga tidak menghancurkan umat manusia, untuk itu umat manusia dituntut untuk selalu mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa, Hayng Widhi atau Siva Mahadeva untuk keselamatannya.
Dalam agama Hindu Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam dua aspek, yaitu aspek Santa (damai) dan aspek Krodha (marah). Demikian pula dewa Dharma adalah Yama pada saat mengadili orang-orang yang baik yang mengantarkannya mencapai sorga, tetapi sebaliknya bagi orang-orang jahat, Dharma adalah Yama yang mengerikan yang mengantarkan orang menuju neraka. Baik aspek Krodha maupun Santa dipuja oleh umat Hindu. Aspek Santa Tuhan Yang Maha Esa, misalnya Siva adalah Tuhan Yang Mahaesa yang menganugrahkan keberuntungan atau kerahayuan (the asupicious God), tetapi sebaliknya Ia menjadi Rudra yang sangat menakutkan, demikian pula Parwati adalah dewi yang maha kasih, tetapi Ia adalah Durga, dewi yang sangat menakutkan bagi pelaku perbuatan jahat.
Walaupun Durga adalah dewi yang menakutkan, tetapi umat Hindu juga memuja dewi ini. Dewi Durga atau Sang Hyang Rudra menganugrahkan kekuatan atau prana kepada umat manusia. Prana atau power ini dapat didaya gunakan untuk hal-hal yang positif, misalnya kita jumpai dalam ajaran Yoga atau Tantra. Power yang dimiliki dapat berubah menjadi negatif atau black magic bila digunakan untuk tujuan-tujuan yang bertentangan dengan agama. Power yang diselewengkan inilah menjadi ajaran yang kita kenal di Bali dengan berbagai nama di antaranya adalah "Ajiwegig", ilmu untuk mencelakakan orang. Dalam "Ajiwegig" ini kekuatan Bhuta, Kala, Dengan, Desti dan sebagainya didaya gunakan dan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tersebut. Umat yang lemah Sraddha atau imannya, maka akan mudah ditundukkan oleh kekuatan-kekuatan negatif yang mencelakkan ini.
Gayatri Mantram Penangkal yang ampuh
Di antara ribuan mantram Veda yang merupakan sabda Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi, maka Gayatri Mantra (mantra pertama dari puja Tri Sandhya) disebut sebagai mantra yang sangat bertuah dan paling ampuh dalam mengatasi berbagai persoalan hidup. Gayatri Mantra di dalam Atharvaveda (XIX) disebut sebagai Vedamata, ibu dari kitab suci Veda. Disebutkan pula bahwa Gayatri bersemayam pada setiap hati sanubari yang suci. Para Resi dan segenap umat manusia memuja keagungan-Nya yang menganugrahkan panjang umur, keturunan, binatang ternak yang subur, kekayaan dan cahaya spiritual. Brahman sebagai yang menganugrahkan mantram Gayatri yang bersifat gaib dijelaskan pula oleh kitab-kitab Vedanta. Gayatri sebagai ibu dari Chanda (metrum) Veda senantiasa memberi anugrah kepada penyembahnya. Gayatri adalah Sarasvati yang menjadi obyek pemujaan pada senja hari, membebaskan segala dosa yang dilakukan pada siang hari sebelumnya dan malam sesudahnya. Gayatri intisasi dari kekuatan maha kasih, menaklukkan kekuatan negatif, penuh cahaya gemerlapan. Gayatri adalah wujud semua dewata. Gayatri adalah kebenaran mutlak yang disimbolkan dengan Pranava adalah Savitri, adalah Sarasvati. Ia bersthana pada tiap hati penyembahnya.
Lebih jauh tentang Gayatri, di dalam Mahabharata (Bhismaparva IV.19) dinyatakan: Ia yang mengetahui dan merealisasikan kebenaran dan kesuciann Gayatri mantram memiliki segala kebajikan, ia tidak terbelenggu oleh keduniawian yang menghancurkan.
Bagaimanakah Gayatri dapat berfungsi sebagai penangkal Black Magic, marilah kita pendapat seorang Yogi besar pada abad ini, Swami Sivananda sebagai berikut: "Dari seluruh mantram yang sangat tinggi dan terpenting yang merupakan kekuatan dari segenap tenaga, maha besar adalah Gayatri Mantram. Hal inilah yang mendorong setiap orang yang mencari kebenaran sejati yang meyakini keampuhan, kekuatan dan keagungan mantram ini yang tidak membedakan seseorang dalam kelahiran, kepercayaan, sekta dan perbedaan lainnya. Hanyalah satu keyakinan dan kesucian hati dapat merealisasikannya. Sungguh Gayatri Mantram adalah senjata dan benteng spiritual yang benar-benar tangguh yang menjaga dan melindungi Sadhaka-Nya (yang melakukan praktek Gayatri/Gayatri Sadhana), yang mentransformasikan (mengubah perilaku) menjadi suci dan dirahmati dengan cahaya spiritual yang terang benderang. Apapun Istadevata (dewa pujaan) anda, dengan secara teratur melakukan Japa Gayatri (mengucapkan berulang-ulang mantram Gayatri) dengan sarana Japamala (tasbih) setiap hari, Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan kebajikan, ketentraman dan kebahagiaan di dunia ini maupun di alam sana. Adalah anggapan yang keliru bahwa mantram ini hanya digunakan oleh para Pandita saja. mantram ini dapat dipakai secara universal, mantram ini ditujukan kepada Yang Maha Agung. Mantram ini adalah satu-satunya mantram yang membimbing menuju cahaya spiritual yang transendental bagi kemanusiaan. Mantram ini adalah mantram yang paling luhur dari semua mantram, adalah Brahman itu sendiri. Mantram ini diakui dan diterima oleh segenap atau berbagai macam siswa kerohanian, ada yang meyakini sebagai pemujaan kepada dewi Durga, Hari, Asditya, dan juga sebagai yang maha murni, Brahman yang Nirguna. Cahaya kerohanian akan memancar bagi para Brahmacari, memberikan dorongan, kesejahtraan dan ketentraman bagi para Grhastha (bagi yang berumah tangga). Demikian pula kekuatan dan kebahagiaan bagi Vanaprastha (yang mengurangi ikatan keduniawian). , juga sejak Brahmacari dengan upacara Upanayana (penganugrahan mantram Gayatri pertama kali oleh guru) sampai seseorang menjadi sannyasin (Yogi). Gayatri mantra merupakan pembimbing, pendorong dan pemberi kekuatan sepanjang hidup.
Bagi uamt Hindu di India, sejak bayi baru lahir (sehabis dimandikan oleh perawat), seorang rohaniwan atau orang tuanya (bapak atau pamannya) membisikkkan mantram Gayatri pada masing-masing lobang telinga kanan dan kiri. Anak yang mendapat bisikan mantram sejak lahirnya, akan sehat dan cerdas dan patuh kepada orang tuanya. Demikian pula bagi yang dalam keadaan sakit, mendapatkan halangan (kecelakaan), mimpi buruk, tidak mendapatkan pekerjaan, tidak memperoleh anak.keturunan atau yang menginginkan anak laki-laki atau perempuan dianjurkan untuk merapalkan dengan kekhusukkan dan kesucian hati mahon karunia Sang Hyang Widhi melalui mantram Gayatri yang sangat utama ini.
Bila seseorang terlatih melakukan pemujaan dan Japa Gayatri, maka mantram Gayatri akan berfungsi sebagai Kavaca (baju spiritual) yang melindungi tubuh seseorang dari berbagai penyakit dan pikiran-pikiran jahat. Demikian pila bila di rumah seluruh keluarga mantap melakukan puja Tri Sandhya dan Japa Gayatri, maka mantram ini berfungsi sebagai Panjara (benteng) yang melindungi keluarga yang bersangkutan dari berbagai gangguan Bhuta, Kala, Desti dan lain sebagainya. Pengalaman bagi mereka yang telah melakukan hal ini secara sungguh-sungguh membuktikan berbagai gangguan magic dapat berhasil diatasi. Bahkan seorang teman yang kehilangan sepeda motornya dengan tekun melakukan Gayatri Sadhana, pencurinya sendiri yang mebawakan motornya itu kembali. Berbagai mujizat yang telah dapat dialami oleh mereka yang dengan tekun melakukan Japa Gaytri atau Gayatri Sadhana. Ternyata Gayatri sangat ampuh menanggulangi black magic.